Kepercayaan Indonesia, terutama wakil menteri pekerjaan umum, Hermanto Dardak, akan menjadi sorotan. Ia mengatakan bahwa Indonesia di tahun 2030 nanti, diprediksi memiliki kekuatan ekonomi 10 besar dunia.
Untuk mewujudkan impian tersebut, Hermanto menekankan perlunya pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 7-8% setiap tahunnya. Dalam upaya ini, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) sebagai lembaga pemerintah juga harus berperan aktif dalam mencapai transformasi ekonomi yang diinginkan.
“Program PU harus berfokus pada sektor-sektor kunci nasional dan melakukan investasi pada program-program dengan tingkat pengembalian yang tinggi. Kuncinya terletak pada percepatan pembangunan dan pertumbuhan infrastruktur. Kita harus berfokus pada program yang pro pertumbuhan, pro pemberdayaan masyarakat kurang mampu, dan pro penciptaan lapangan kerja,” kata Hermanto dengan lantang dalam arahannya pada forum Konsultasi Regional (Konreg) PU Wilayah Barat, di Jakarta, pada tanggal 11 Maret.
Hermanto mengakui bahwa merupakan suatu kekecewaan bahwa sebagian besar ekspor Indonesia masih didasarkan pada sumber daya alam. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan nilai tambah melalui pengembangan infrastruktur, yang akan membawa efisiensi yang lebih baik. Ketika ditanya oleh para wartawan, Hermanto memberikan gambaran mengenai anggaran Kementerian Pekerjaan Umum pada tahun 2012, sesuai dengan komitmen Rencana Kerja Pemerintah (RKP), sekitar Rp 60 triliun.
“Anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dapat meningkat menjadi Rp 60 triliun pada tahun 2012, dibandingkan dengan Rp 57,96 triliun pada tahun 2011. Kenaikan ini terjadi karena adanya tambahan sasaran, termasuk pesan dari Menteri mengenai pentingnya mendukung pusat-pusat ekonomi baru. Selain itu, kami juga mulai ikut menangani urusan pelabuhan yang sebelumnya merupakan tanggung jawab individu-individu,” ujar Hermanto.
Menurut Hermanto, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan bahwa kebutuhan pembangunan mencapai sekitar 1.400 triliun rupiah, dengan sebagian besar akan ditangani oleh sektor swasta melalui investasi langsung dan kemitraan publik-swasta (PPP) yang sedang dikembangkan saat ini. “Kira-kira separuh dari angka tersebut akan dialokasikan untuk pembangunan jalan dan transportasi,” tandasnya dengan tegas.